Namun, setelah episode tanggal 12 April 2013 ditayangkan, sebagian umat Muslim gerah. Mereka menuduh Khazanah tidak digarap dengan serius. Produser program ini dianggap tidak memperhatikan validitas konten tayangan, tetapi hanya berpikir tayangan itu menarik pemirsa. Bahkan situs Thariqat Sarkubiyah via situsnya www.sarkub.com memprovokasi agar umat Islam di Indonesia secara serentak tidak lagi menonton tayangan Khazanah di Trans 7.
“Ayo bergerak bersatu! Kirimkan pengaduan terkait acara KHAZANAH TRANS 7 yang meresahkan, langsung diadukan pengaduannya ke www.kpi.go.id dan via SMS KPI ke nomor….”
Apa sebenarnya isi tayangan Khazanah 12 April 2013 itu sehingga diprotes segelintir umat Islam? Ternyata episode pagi itu menjelaskan tentang macam-macam sholawat yang diamalkan oleh umat Islam. Tim riset Khazanah mendapatkan fakta, bahwa sholawat merupakan bid’ah yang diliputi khurafat dan takhayul yang sesat, karena tidak sesuai tuntunan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. Tambah Khazanah yang diucapkan melalui voice over (VO), sholawat yang dibaca dalam khasidah-khasidah apalagi dengan iringan rebana dan goyangan badan orang-orang yang bersholawat, adalah bid’ah dlolalah yang potensial musyrik.
Tim Khazanah tidak ceroboh dalam membuat naskah. Sejumlah tim Ustaz yang berada di belakang program tersebut. Bukan Ustaz Wahabi yang dituduhkan segelintir umat Islam yang protes atas tayangan ini.
Inti episode Khazanah tentang cara bersholawat yang berlebihan, bukan melarang umat Islam untuk bersholawat kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Sebab, bersholawat memang diperintahkan dalam al-Qur’an sebagaimana terkandung dalam surat Al-Ahzab ayat 56, yakni:
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”
Dalam tafsir al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 56, Allah سبحانه و تعالى hanya memerintahkan untuk bersholawat dengan cara yang diperintahkan-Nya. Shalawat dari Allah سبحانه و تعالى berarti memberikan rahmat, dari malaikat memohonkan ampunan. Kalau dari orang-orang mukmin, berarti berdoa agar diberikan rahmat, seperti dengan perkataan Allahuma salli ‘ala Muhammad. Tidak ada kata sayidina, atau menambah-nambahkan dengan musik, bahkan sampai menggunakan kemenyan ala upacara ritual agama Hindu segala. Sungguh aneh, bukan? Yang bersholawat orang Islam atau orang Hindu? Kenapa dicampuraduk, sehingga mendekatkan pada ke-syirik-kan? Itulah yang hendak dikritisi Khazanah sebagai program yang coba membuka wawasan umat Islam tentang Islam yang sesungguhnya, yang sesuai al-Qur’an dan Hadist.
Menurut Ustaz Taufiqurrahman, sholawat badar itu karya para tabi’iin atau ulama setelah Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. “Karena ungkapan ekspresi kecintaan mereka pada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ,” ujar Ustaz yang biasa mengisi acara di Suara Anak Negeri di JakTV ini. “Al-Qur’an dan hadist memerintahkan dan menganjurkan pada kita untuk memperbanyak sholawat, hanya memang sholawat badar bukan bersumber dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.”
“Sholawat yang diajarkan Nabi sesuai hadist-hadist sahih adalah sholawat ibrahimyah yang kita baca tasyahud awal dan akhir. Lainnya ditulis ulama,” ujar Ustaz Fahmi Salim Zubair, MA.
Tambah Ustaz Haikal Hassan, sholawat Badar adalah karya anak negeri alias hanya ada di Indonesia ini. Sholawat ini muncul sekitar tahun 1960-an. Sejarah mencatat hal ini, meski banyak yang menutup-nutupi dan menolak sebagai hasil karya ulama Indonesia, tetapi itulah fakta. Yang dipersoalkan sesungguhnya adalah sholawat dengan cara-cara yang berlebihan. Saking “kreatif”-nya, penulis punya kenalan seorang yang mengaku sufi, membuat kelompok band dan melakukan sholawat di gereja dengan berkolaborasi dengan paduan suara gereja.
“Bakalan banyak ‘ulama kemenyan’ yang kehilangan job, kuburan bakal sepi pengunjung (jika sholawat dengan cara-cara mereka dikatakan bid’ah),” komentar salah satu penggemar program Khazanah, yang penulis kutip dari situs www.sarkub.com tertanggal 12 April 2013.
Agar supaya umat Islam kembali kepada perintah Allah swt dan ajaran Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ agar tidak berlebihan, Ustaz Fahmi mengirimkan himbauan kepada seluruh umat Islam di Indonesia untuk terus mendukung program Khazanah yang menguliti aktivitas syirik akbar. Ustaz yang saat ini menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini mengirimkan broadcast massage ke Blackberry
. Ini dia pesannya:
“Yth Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Kami mendukung program Khazanah di Trans7 sebagai bentuk pencerahan dan edukasi bagi masyarakat awam yang selama ini mudah tertipu oleh trik-trik dan penampilan yang menyesatkan.”
Dukung Khazanah sebagai program pencerahan Islam, mohon dukungannya dengan mengirimkan SMS ke KPI di no: 0812-1307000. Jika nomor tadi sulit, bisa memberikan dukungan melalui faksimili dengan nomor 021-6340679 atau via akun twitter: @kpi_pusat. Semoga Allah membalas kebaikan dan tonton terus Khazanah di Trans 7 untuk Islam yang beradab. Aamiiiin!
http://www.kompasiana.com/brillianto
KPI Terprovokasi , Khazanah Trans7 Siap-Siap Dibubarkan
Kaum muslimin Indonesia sangat berharap kepada media agar menayangkan hal-hal yang bersifat positif dan mendidik. Mengingat selama ini banyak aksi kejahatan, baik perkosaan, pembunuhan dan kekerasan lainnya dilakukan akibat ulah media yang secara tidak langsung memberikan pengajaran kepada para pemirsa tentang hal tersebut.
Adanya tayangan seperti program Khazanah
di stasiun televisi Trans7 amat menggembirakan. Ia ibarat hujan yang
turun saat kemarau panjang. Menyejukkan, menyegarkan, melepaskan dahaga
dan tentu membuat subur kehidupan.
Khazanah menayangkan apa yang tidak
ditayangkan oleh televisi nasional lainnya. sangat unik dan menarik.
Dalam acara itu disampaikan pesan-pesan positif ajaran Islam yang sangat
urgen dan mendesak, seperti wajibnya seorang muslim mengenal Tuhannya,
tentang ibadah, keutamaan tauhid, bahaya syirik dan yang lainnya.
Pada judul tertentu, khazanah mendapat
hujatan yang tak terkira oleh para pemirsa yang mengatasnamakan kaum
muslimin. Seperti judul Bahaya Syirik Besar, Bahaya Syirik Kecil,
Mengenal Tawassul dan Tabarruk dan Masuk neraka karena Seekor Lalat.
Pihak yang tidak terima tersebut
langsung bereaksi keras dan melapor serta memfitnah pihak Khazanah
Trans7 kepada KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), Dewan Pers dan
Kemenkominfo serta membuat grup-grup online seperti Facebook yang
berisikan hujatan dan celaan yang tak pantas kepada statiun televisi
itu.
Khazanah dituduh menyebarkan ajaran Wahabi, menghina kelompok tertentu dan menyesat-nyesatkan tanpa bukti.
Akibat dari laporan para tukang fitnah
itu, KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) angkat bicara dan nampaknya agak
terhasut oleh para pelapor.
“Media penyiaran tidak boleh
mempertentangkan hal semacam itu di ruang publik media, apalagi
melakukan penghakiman, karena dapat menimbulkan keresahan dan
ketidaknyamanan,” kata Komisioner KPI, Idy Muzayyad, Kamis (11/4).
Idy menjelaskan sambil mendukung alasan
para pelapor, dalam setiap agama dan keyakinan seringkali terdapat
perbedaan pandangan yang bersifat khilafiyyah dan tidak bisa dipaksakan
dan saling menyalahkan. Justru sebaliknya perlu ditekankan sikap saling
menghormati dan memahami pandangan keagamaan masing-masing.
Apalagi Indonesia ini merupakan bangsa
dengan kebhinekaan yang tinggi, sehingga penyeragamaan merupakan hal
yang tidak mungkin. Begitupun dengan pandangan keagamaan Islam, yang
terdapat perbedaan untuk hal-hal yang bersifat cabang (furu’iyah) bukan
pokok (ushuliah).
”Misalnya detail tatacara peribadatan.
Tahlil, ziarah kubur, shalawat, tawassul, maulid merupakan bagian dari
amalan riil umat Islam Indonesia, khususnya warga NU, sebagai akulturasi
kebudayaan yang dibolehkan,”ujarnya, seperti dikutip nu.or.id, Sabtu (13/4).
Pantauan gemaislam.com, selama ini acara khazanah di Trans7 tidak pernah menyinggung kelompok tertentu apalagi menyebut-nyebut nama salah satu Ormas.
Khazanah menayangkan ajaran Islam
tentang tauhid bersumber dari Al Quran dan Hadits. Juga menyebutkan
beberapa sebab penyimpangan terhadap tauhid sehingga terjadi perbuatan
Syirik.
Tidak pernah menyebut dan memvonis amaliah sebagian muslim Indonesia seperti ungkapan Tahlilan sesat dan lainnya.
Benar khazanah menjelaskan tentang
Shalawat,Tawassul, Tabarruk dan Ziarah kubur. Tapi tidak ada kata
penyesatan, yang ada hanyalah penjelasan mana yang dibolehkan dan mana
yang dilarang. Tentunya sambil menjelaskan dalil-dalilnya. Tidak asal
bicara.
Meskipun demikian, pihak KPI berencana
tetap akan memanggil pihak Khazanah. “Kita juga segera memanggil
penanggung jawab program yang menayangkan siaran tersebut,” ujar Idy.
Diharapkan KPI akan bertindak adil sehingga tidak merugikan para pemirsa tetap Khazanah yang jumlahnya tidak sedikit.
http://gemaislam.com
Ibnu Mu'min
0 komentar:
Posting Komentar