Fatah – Futuh – Futuhat “Sekarang
giliran kita yg menyerang mereka, bukan mereka yg menyerang kita, dan
kita yg akan mendatangi mereka” (Shahih al-Bukhari)
Lima tahun sudah kaum muslimin selalu didatangi dan diserang habis-habisan di Madinah, seba’da tiga belas tahun di Mekkah menjadi bulan-bulanan penentang tauhid. Puncaknya adalah serangan aliansi sekutu penentang Rasulullah ke Madinah dengan judul perang ahzab (dikenal juga perang khandaq). Tetapi pasukan aliansi penentang Rasulullah itupun akhirnya mundur ketakutan, dan Madinah tidak pernah lagi mendapat gangguan dari mereka setelahnya. Maka Rasulullah yg mulia mengumandangkan sabdanya yg diabadikan dalam shahih al-Bukhari diatas “…, dan kita yg akan mendatangi mereka”
Lalu kurang dari setahun kemudian,
tepatnya di bulan Dzulqa’dah 6H, Rasulullah dan para shahabat pun
mendatangi jantung kota jazirah arab, yaitu Mekkah. Bukan dengan pedang
dan ancaman perang, tapi dengan pakaian IHRAM, DZIKIR dan lantunan
TALBIYAH. Dan sejarah pun mencatat, jantung kota jazirah arab pun
akhirnya tunduk dibawah agama Allah dan Rasul-Nya tanpa ada setetes
darah pun tertumpah, dan tiada setangkai ranting pohon pun yg terkoyak
pada 8H. Maka turunlah awal surat al-Fath, “innaa fatahnaa laka fathan
mubiina” dst. Mekkah si jantung kota jazirah arab itupun tunduk
bersimpuh, hingga hari ini kita saksikan bersama.
Seratus tahun dari peristiwa
Fathu-Mekkah itu, maka Fath/Fatah (mufrad) yang banyak pun beruntun
bergelombang terjadi menjadi Futuh (jama’). Namun karena saking
banyaknya maka muncullah istilah Futuhat (jama’ nya jama’), karena
memang nyaris tiada berbilang lagi. Islam menyebar ke seluruh alam,
Islam secara teritori hampir menaungi separoh bumi. Tidak semuanya
tersebar dengan pedang dan perang sebagaimana tuduhan orientalis yg
sangat tendensius, tetapi esensinya dengan QUDWAH, DAKWAH dan CINTA.
Hingga mereka yg dulunya menentang Islam, setelah Futuhat, justru mereka
itulah (yg bukan orang Arab) yg menjadi pilar dan pejuang Islam di
garis terdepan, subhanallah… Maka mungkin istilah bahasa Indonesia yang
tepat untuk Futuhat adalah “pencerahan”.
* * *
Jika Mekkah adalah Jakarta. Jika Fatah – Futuh – Futuhat adalah proses Ilmu, Amal Dakwah dan Tarbiyah
Maka apakah Muktamar Ormas Islam yang bercorak “ilmu, amal, dakwah dan tarbiyah” yg direncanakan di Jakarta, si jantung kota nusantara tercinta, adalah pertanda “Fathu-Mekkah”? Sementara slogan yg diusung adalah “sejuta cinta untuk Indonesia”, cinta yang akan menimbulkan riak-riak kecil pada mulanya, tetapi akan merambat dan menjalar hingga menjadi gelombang besar atas izin Allah Ta’ala. Gelombang yang akan membawa bahtera besar ini berlayar menuju terminal peradaban, peradaban penuh kedamaian, peradaban yang tunduk kepada Allah Rabbul ‘Alamin.
Ah… mungkin terlalu berlebihan, metafora, hiperbola, atau bahkan lebay. Tapi tidak mengapa.. tulisan ini hanyalah ketukan tuts hasil luapan memori cinta yang membuncah.
Selamat bermuktamar wahai Wahdah Islamiyah, doa dan harapan kami selalu terpanjat, semoga menuai berkah hingga ke jannah, amin.
MAB (Muhammad Agung Bramantya ST., MT., M.Eng., Ph.D), 13 Jumadil Ula 1437 H (lebih empatbelas abad seba’da fathu-mekkah)
Sumber: wahdah.or.id

0 komentar:
Posting Komentar