Diawal pertemuan, Ketua KPI Pusat,
Mochamad Riyanto, dan Komisioner KPI Pusat bidang Kelembagaan, Idy
Muzayyad, yang juga didampingi Wakil Ketua KPI Pusat, Ezki Suyanto,
menyampaikan maksud serta tujuan diadakannya pertemuan tersebut.
“Kami KPI selalu menerima pengaduan yang
masuk kepada kami dan meresponnya dengan cepat. Sesuai dengan amanat UU
dalam menerima pengaduan maka kami harus meresponnya. Kami sering
melakukan dialog seperti ini dan ini cara kami dalam merespon semua
aduan. Kami juga mengundang pihak yang berkompeten dalam hal ini MUI
sebagai ahlinya. Semoga kita bisa menyikapi ini secara bijaksana. Itu
yang kami sampaikan dalam mediasi dan klarifikasi seperti ini. Pendapat
dan masukan akan kita respon dalam diskusi ini,” jelas Mochamad Riyanto.
Hal senada disampaikan Idy Muzayyad.
Menurutnya, KPI akan merespon aduan masyarakat dan salah bentuknya
dengan forum mediasi seperti ini. Dia berharap semua masukan dalam
pertemuan tersebut bisa direspon baik dan bijaksana.
“Kami juga mengharap MUI bisa memberikan
masukan yang baik. Semoga kita ada kebijaksanaan dalam memberikan
masukan dan menjadi basis dalam keputusan KPI nanti. Ini memang
kewajiban KPI menerima pengaduan dan meneruskan aduan dari masyarakat ke
LP,” paparnya.
KPI kemudian mempersilahkan pihak-pihak yang keberatan terhadap acara “Khazanah” guna menyampaikan pendapatnya. KH. Thobary Syadzily, Habib Fachry Jamalullail, dan beberapa perwakilan dari NU Jatim ikut menyampaikan keluhan, pendapat sekaligus masukan. Secara garis besar, mereka meminta Trans 7 untuk memperbaiki apa yang mereka keluhkan dan meminta maaf atas keberatan yang disampaikan.
KPI kemudian mempersilahkan pihak-pihak yang keberatan terhadap acara “Khazanah” guna menyampaikan pendapatnya. KH. Thobary Syadzily, Habib Fachry Jamalullail, dan beberapa perwakilan dari NU Jatim ikut menyampaikan keluhan, pendapat sekaligus masukan. Secara garis besar, mereka meminta Trans 7 untuk memperbaiki apa yang mereka keluhkan dan meminta maaf atas keberatan yang disampaikan.
Menanggapi keluhan tersebut, Titin
Rosmasari, Pemimpin Redaksi Trans 7, menyatakan tidak ada maksud apapun
dari penayangan yang dikeluhkan dan pihaknya meminta maaf atas hal itu
dan segera akan memperbaikinya. “Kami membuka diri dengan ini dan ini
menambah ilmu kami untuk terus belajar,” katanya, seperti dikutip kpi.go.id.
Acara yang Mendidik
Terkait banyaknya tuduhan miring
terhadap khazanah, Humas Trans 7, Anita Wulandari mengatakan bahwa
Khazanah adalah acara yang sangat mendidik.
“Khazanah itu adalah acara yang
mendidik. Orang yang tidak setuju atau kontra dengan acara ini
kebanyakan karena tidak melihat tayangannya langsung, hanya katanya dan
katanya,” ujar Anita Wulandari kepada gemaislam.com, Rabu malam (17/4).
Saat ditanya apakah acara khazanah akan
dihentikan atau ada perubahan kedepannya?, Anita menjawab dengan tegas
bahwa Khazanah akan jalan terus.“Khazanah akan jalan terus, tetapi nanti
ada perubahan dan perbaikan visual,”kata Anita.
Khazanah Akan Berubah 180 Derajat?
Setelah acara mediasi usai, tersebar
informasi bahwa Khazanah akan mengangkat beberapa Kyai yang selama ini
sangat anti terhadap tersebarnya dakwah tauhid di Indonesia untuk
dimasukkan kedalam tim ahli dan pengawas acara tersebut.
Ditanya hal itu, Anita langsung
menampiknya. “Tidak ada itu, kita sudah punya tim ahli sendiri,
jumlahnya ada lima orang, diantaranya ustadz Arifin Nugroho,Lc,”
terangnya.
Semoga Khazanah tetap istiqomah
menyampaikan kebenaran, tidak goyah dan tidak terpengaruh oleh
bisikan-bisikan syetan yang menyesatkan. (bms)http://www.gemaislam.com
Ibnu Mukmin

0 komentar:
Posting Komentar